Inilah dapur pembuatan petis dari sari ikan tuna milik Hajjah Aisyah,
warga Desa Konang, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Madura.
Beberapa pekerja mengaduk - ngaduk wajan raksasa diatas tungku kayu yang
menyala. Didalam wajan sari ikan tuna di didihkan sambil diaduk agar
tidak hangus dan gosong.
Untuk mengelola petis, Hajjah Aisyah mendatangkan minyak ikan tuna dari
Muncar, Banyuwangi dan dari Cilacap, Jawa Tengah. Rata - rata 30 drum
kapasitas 200 liter minyak ikan tuna didatangkan Haji Umar ke dapur
pengolahan petis miliknya.
Petis buatan Hajjah Aisyah banyak diminati konsumen. Petis ini dibuat
dari rebusan sari ikan tuna ditambah gula kristal dan bumbu penyebab
serta glukosa. Setelah dikemas kedalam kaleng, petis ini ditimbang dalam
ukuran berat 24 kilogram. Petis ini dipasarkan keseluruh Madura dan
beberapa kota di Jawa Timur dengan harga 200 ribu rupiah per plate.
Setiap hari Hajjah Aisyah mampu memproduksi 150 plate petis, kapasitas
24 kilogram. Setiap plate atau kaleng dijual seharga 200 ribu rupiah.
Agen petis buatan Hajjah Aisyah tersebar dikota Pamekasan, Sumenep,
Bangkalan, Surabaya, Malang, Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi serta
kota - kota lain di Jawa Timur.
Petis ikan tuna asal Pamekasan, Madura buatan Hajjah Aisyah ini berbeda
dengan petis udang Sidoarjo. Petis Madura ini mewarna kecepatan karena
menggunakan sari ikan tuna. Rasanya juga lebih gurih dan nikmat
sedangkan petis Sidoarjo memakai sari ikan udang.
Karena berbeda bahan baku, petis Madura memiliki citarasa yang lebih
sedap karena memiliki citarasa yang lebih sedap. Petis Madura banyak
digunakan sebagai lauk alternatif bagi keluarga di Madura
0 komentar:
Posting Komentar